Rabu, 16 Maret 2011

Dampak Tsunami Jepang terhadap perekonomian Indonesa.

Gempa 8,9 skala Richter disusul tsunami dasyat yang melada pantai timur Jepang, Jumat (11/3) siang, diyakini menimbulkan korban jiwa hingga ribuan jiwa oran. Laporan sementara menyebutkan, 442 orang tewas. Menurut Kepolisian Jepang, 256 orang telah dinyatakan tewas, dan ratusan lainnya juga diyakini tewas. Gempa terhebat yang pernah terjadi di Jepang dalam kurun waktu 140 tahun terakhir.

Gempa dan tsunami yang terjadi tersebut diperkirakan bakal menggangu perdagangan dan investasi di Indonesia. Ekspor beberapa produk Indonesia bisa terganggu meskipun perhitungan pastinya belum disusun. Beberapa produk sekunder diperkirakan akan mengalami penurunan volume ekspor. Barang-barng sekunder yang dimaksud adalah makanan olahan atau makanan berbasis laut dan tekstil. Sedangkan untuk produk yang sifatnya dibutuhkan untuk penanganan pasca bencana diperkirakan meningkat.

Selain ekspor, impor barang-barang bahan baku dan barang modal serta barang-barang otomotif diperkirakan juga menurun. Penyebabnya, beberapa industri yang memproduksi bahan baku, barang modal serta barang otmotif di Jepang akan berhenti produksi akibat gempa yang mencapai kekuatan 9,0 pada Skala Richter ini.

Satu hal yang juga menjadi dampak terjadinya gempa yang disusul oleh tsunami di Jepang adalah tertundanya proyek Metropolitan Priority Area (MPA) yang seharusnya di rencanakan tanggal 17 Maret 2011. Mpa disapkan oleh Indonesia dan Jepang untuk mengembangkan daerah perkotaan berdaya saing tinggi. Rencana induk program MPA akan mulai detailkan untuk pembangunan pada sektor transportasi, kawasan industri, pembangkit listrik, pelabuhan, bandar udara dan kota pinter.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta berharap bencana alam berupa gempa dan tsunami yang melanda Jepang tidak menggangu aktivitas perdangan antara Indonesia dan Jepang. Perdangangan Indonesia dan Jepang memang menjadi terbesar karena volumenya melampaui 20 miliar dollar AS. Berdaskan data Badan Pusat Statistik, Jepang merupakan tujuan ekspor utama Indonesia. Jepang menjadi tujuan eskport non migas terbesar kedua setelah China. Selama tahun 2010 jumlah ekspor Indonesia ke Jepang mencapai 16,496 miliar dolar AS. Disisi lain import non migas dari Jepang tahun 2010 juga tinggi mencapai 16,910 miliar dolar AS.

Tidak ada komentar: